Kondisi Umum

PT Suka Jaya Makmur (PT SJM) terletak di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat dengan luas areal 171.300 ha sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No:  106/Kpts-II/2000 pada tanggal 29 Desember 2000) dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.1445/MENLHK/SETJEN/HPL.0/12/2021 dengan status kawasan hutan di kawasan Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Berdasarkan klasifikasi iklim Schimdt dan Ferguson (1952), kondisi iklim di areal PT SJM termasuk tipe iklim A, dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 1.500 - 3.000 mm/tahun. Sebagian besar areal PT SJM memiliki kondisi lereng yang relatif datar hingga agak curam dengan kelerengan sekitar 0 – 25%, serta memiliki ketinggian tempat berkisar antara 100 – 500 mdpl. Secara umum, kelas lereng yang mendominasi ialah 8 – 15% (28,72%). Formasi geologi pada areal konsesi PT SJM didominasi oleh formasi Granit Sukadana (Kus) atau sekitar 64,55% dari total areal yang berada pada umur kapur akhir.

Areal konsesi PT SJM terbagi menjadi empat wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Kapuas, DAS Kotawaringin, DAS Pawan, dan DAS Pesaguan. Seluruh sungai di areal konsesi merupakan sungai kecil dan merupakan hulu bagi aliran sungai besar yang berada di bawahnya. Terdapat 7 sistem lahan pada areal PT SJM, yaitu Bukit Pandan, Gambut, Honja, Juloh, Pakalunai, Rangankau, dan Telawi. Pakalunai dan Bukit Pandan merupakan dua sistem lahan yang mendominasi areal konsesi PT SJM. Areal konsesi PT SJM terbagi menjadi tujuh jenis tutupan lahan dengan mayoritas tutupan lahan pada wilayah ini adalah hutan sekunder (sekitar 79%). Selain itu, sekitar 18% dari wilayah PT SJM ini masih berupa hutan primer. Adapun lima tutupan lainnya adalah pertanian lahan kering campur, belukar, tanah terbuka, belukar rawa, dan hutan tanaman.

Pendekatan tipe ekosistem pada areal konsesi PT SJM dilakukan menggunakan identifikasi biofisiografis (Bioekoregion) di Pulau Kalimantan. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, di areal konsesi hanya terdapat satu ekoregion yaitu Schwarner Mountain. Schwarner Mountain atau pegunungan schwarner sebuah deretan pegunungan yang melintasi wilayah perbatasan antara provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah.

Areal PT SJM berada di 11 (sebelas) desa yang terbagi dalam 3 (tiga) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang diantaranya adalah Desa Sebadak Raya, Kayong Utara, Kayong Hulu, Betenung dan Kayung Tuhe, Kecamatan Sokan, Kabupaten Melawi diantaranya adalah Desa Nanga Tangkit, Nanga Libas, Nanga Ora dan Penyengkuang serta Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang diantaranya adalah Desa Lubuk Kakap dan Beginci Darat. Beberapa desa dalam wilayah kecamatan tersebut memiliki interaksi dengan wilayah izin perusahaan PT SJM karena sebagian wilayah administrasi desanya berada dalam areal izin PT SJM. Sedangkan intensitas interaksi setiap desa dalam wilayah kecamatan tersebut berbeda-beda bergantung pada tingkat kedekatan areal pemukiman dengan lokasi izin perusahaan dan kemudahan akses untuk menuju areal tersebut. Intensitas interaksi juga semakin tinggi pada saat sebagian warga masih memenuhi kebutuhan hidupnya dari sekitar areal izin perusahaan seperti berkebun/bertani dan memungut hasil hutan bukan kayu.

Temuan Penting

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di dalam areal konsesi PT SJM mengandung Nilai Konservasi Tinggi yakni NKT 1 Kawasan yang Mempunyai Tingkat Keanekaragaman Hayati yang Penting (NKT 1.1, NKT 1.2, NKT 1.3), NKT 2 Kawasan Bentang Alam yang Penting bagi Dinamika Ekologi Secara Alami (NKT 2.2, NKT 2.3), NKT 3 Kawasan yang Mengandung Ekosistem Terancam, NKT 4 Kawasan yang menyediakan Jasa-jasa lingkungan alami (NKT 4.1, NKT 4.2), NKT 5 Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Pemenuhan Dasar Masyarakat Lokal, dan NKT 6 Nilai Budaya Masyarakat Lokal. Tidak ditemukan adanya NKT 1.4, 2.1 dan 4.3 di dalam areal PT SJM. 

Roll Up