Nilai Konservasi Tinggi (NKT) 4.2
Tingkat bahaya erosi sangat dipengaruhi oleh empat faktor utama yakni curah hujan, jenis tanah, kelerengan dan kondisi tutupan lahan. Areal kajian memiliki 4 asosiasi jenis tanah yakni Dystropepts, Tropapquepts, Tropudults dan Ustipsamments. Adapun parameter iklim, rata-rata curah hujan per bulannya rata-rata sebesar 340,8 mm dan 16 hari hujan per bulan. Berdasarkan kemiringan lerengnya, dibagi menjadi lima kelas yakni 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan >40%. Paramter-parameter tersebut digunakan dalam memperkirakan tingkat bahaya erosi (TBE). Perhitungan dugaan erosi aktual di wilayah kajian dapat di kelompokkan menjadi lima kelas TBE yakni Sangat Ringan (SR), Ringan (R), Sedang (S), Berat (B) dan Sangat Berat.
Kondisi areal yang curam sampai dengan sangat curam mempunyai peran sebagai daerah-daerah yang berfungsi sebagai tangkapan air yang penting untuk pengisian air bumi (aquifer) yang keluar sebagai sumber/mata air, tetapi di sisi lain juga berpotensi longsor, erosi dan menyebabkan sedimentasi di badan-badan air apabila tutupan lahannya hilang atau tidak dikelola dengan baik.
Di areal kajian mempunyai kondisi topografi yang bervariasi yakni datar sampai dengan sangat curam. Pada Blok Utara PT SJM, topografi yang curam terkonsentrasi di perbukitan Tetudung, Jelayang, Ketibang, dan Batu Perai; sedangkan pada Blok Utara terkonsentrasi di perbukitan Semangkok, Lambaian Sirih, Batang Tian dan Pintu Raja. Dengan mempertimbangkan kondisi kelerengan serta tutupan hutannya, maka areal perbukitan yang telah disebutkan di atas diidentifikasi sebagai erosi resiko tinggi (jika tutupan hutannya hilang) dan ditetapkan sebagai NKT 4.2.
Berdasarkan justifikasi tersebut, maka di dalam areal PT SJM mengandung NKT 4.2 dengan luas HCVA sebesar 6.163,55 ha dan HCVMA 10.258,08 ha.